Keindahan Agama Islam

0
951

AGAMA ISLAM

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hamba-Nya.

Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhai Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu, tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam.

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki di antara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi”.

(QS. al-Ahzab [33]: 40)

Allah ta‘ala juga berfirman (yang artinya),

“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian”.

(QS. al-Ma’idah [5]: 3)

Allah ta‘ala juga berfirman (yang artinya),

“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam”.

(QS. Ali ‘Imran [3]: 19)

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima darinya dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi”.

(QS. Ali ‘Imran [3]: 85)

Allah ta‘ala mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beragama demi Allah dengan memeluk agama ini.

Allah berfirman kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (yang artinya),

“Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kalian semua, Dialah Zat yang memiliki kekuasaan langit dan bumi, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, Dialah yang menghidupkan dan mematikan.

Maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi (buta huruf) yang telah beriman kepada Allah serta kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian mendapatkan hidayah”.

(QS. al-A’raf [7]: 158)

Di dalam Shahih Muslim terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalur Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu-, dari Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangannya. Tidaklah ada seorang manusia dari umat ini yang mendengar kenabianku, baik yang beragama Yahudi maupun Nasrani lantas dia meninggal dalam keadaan tidak mau beriman dengan ajaran yang aku bawa melainkan dia pasti termasuk salah seorang penghuni neraka”.

Hakikat beriman kepada Nabi adalah dengan cara membenarkan apa yang beliau bawa dengan disertai sikap menerima dan patuh, bukan sekadar pembenaran saja.

Oleh sebab itulah maka Abu Thalib tidak bisa dianggap sebagai orang yang beriman terhadap Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- walaupun dia membenarkan ajaran yang beliau bawa, bahkan dia berani bersaksi bahwasanya Islam adalah agama yang terbaik.

Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat dan, di masyarakat manapun.

Allah ta‘ala berfirman kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (yang artinya),

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu al-Kitab dengan benar sebagai pembenar kitab-kitab yang terdahulu serta batu ujian atasnya”.

(QS. al-Ma’idah [5]: 48)

Maksud dari pernyataan Islam itu cocok diterapkan di setiap masa, tempat, dan masyarakat adalah dengan berpegang teguh dengannya tidak akan pernah bertentangan dengan kebaikan umat tersebut di masa kapanpun dan di tempat manapun.

Bahkan dengan Islamlah keadaan umat itu akan menjadi baik. Akan tetapi, bukanlah yang dimaksud dengan pernyataan Islam itu cocok bagi setiap masa, tempat, dan masyarakat adalah Islam tunduk kepada kemauan setiap masa, tempat, dan masyarakat, sebagaimana yang diinginkan oleh sebagian orang.

Agama Islam adalah agama yang benar. Sebuah agama yang telah mendapatkan jaminan pertolongan dan kemenangan dari Allah ta‘ala bagi siapa saja yang berpegang teguh dengannya dengan sebenar-benarnya.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya),

“Dialah Zat yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa Petunjuk dan Agama yang benar untuk dimenangkan di atas seluruh agama-agama yang ada, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya”.

(QS. ash-Shaff [61]: 9)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya),

“Allah benar-benar telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman serta beramal shalih di antara kalian untuk menjadikan mereka berkuasa di atas muka bumi sebagaimana orang-orang sebelum mereka telah dijadikan berkuasa di atasnya.

Dan Allah pasti akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, sebuah agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka peluk. Dan Allah pasti akan menggantikan rasa takut yang sebelumnya menghinggapi mereka dengan rasa tenteram, mereka menyembah-Ku dan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Dan barang siapa yang ingkar sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”.

(QS. an-Nur [24]: 55)

Agama Islam adalah ajaran yang mencakup akidah/keyakinan dan syariat/hukum. Islam adalah ajaran yang sempurna, baik ditinjau dari sisi aqidah maupun syariat-syariat yang diajarkannya;

[1] Islam memerintahkan untuk menauhidkan Allah ta‘ala dan melarang kesyirikan,

[2] Islam memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang dusta,

[3] Islam memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang aniaya,

[4] Islam memerintahkan untuk menunaikan amanat dan melarang berkhianat,

[5] Islam memerintahkan untuk menepati janji dan melarang pelanggaran janji,

[6] Islam memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan melarang perbuatan durhaka kepada mereka,

[7] Islam memerintahkan untuk menjalin silaturahim (hubungan kekerabatan yang terputus) dengan sanak keluarga dan Islam melarang perbuatan memutuskan silaturahim,

[8] Islam memerintahkan untuk berhubungan baik dengan tetangga dan melarang bersikap buruk kepada mereka.

Secara umum dapat dikatakan bahwasanya Islam memerintahkan semua akhlak yang mulia dan melarang akhlak yang rendah dan hina. Islam memerintahkan segala macam amal shalih dan melarang segala amal yang jelek.

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil, ihsan, dan memberikan nafkah kepada sanak kerabat. Dan Allah melarang semua bentuk perbuatan keji dan mungkar, serta tindakan melanggar batas. Allah mengingatkan kalian agar kalian mau mengambil pelajaran”.

(QS. an-Nahl [16]: 90)

Diterjemahkan dari Syarh Ushul Iman, Hal. 5-8, Penerbit Darul Qasim, Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -rahimahullah-.

www.muslim.or.id

__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm
__________________
♻️ Silakan disebarluaskan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here