Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah seorang ulama’ terkemuka mengatakan,
فَالْمَعْرِفَةُ بِالْحَقِّ إِذَا كَانَتْ مَعَ الْاِسْتِكْبَارِ عَنْ قُبُوْلِهِ وَالْجَحْدِ لَهُ كَانَ عَذَابًا عَلَى صَاحِبِهِ كَمَا قَالَ تَعَالَى
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ
“Pengetahuan seseorang terhadap kebenaran akan tetapi bersamaan dengan kesombongan untuk mengikuti kebenaran tersebut dan mengingkarinya (maka ketahuilah pent.) hal itu adalah adzab bagi pelakunya, sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya pent.),
“Mereka menginkarinya karena kedzoliman dan kesombongan padahal hati mereka yakin maka lihatlah bagaimana akhir dari orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. an-Naml, 27: 14)”
al-‘Ubudiyah