Berhati-hatilah Dalam Berucap, Meski Hanya Di Dalam Hati

0
886

Seseorang pernah bercerita kepada saya, kurang lebih ia berkata,

“Gua dulu, waktu pas di kantor lama, pernah ngeliat daftar utang karyawan koperasi di kantor gua itu. gua liat ada nama seorang atasan yang berhutang hingga puluhan juta. Gua berkata dalam hati dengan sedikit meremehkan, ini atasan gaji gede tapi utangnya gede banget, riba pula.”

Ia pun melanjutkan ceritanya,

“Beberapa tahun kemudian, gua pindah kerja. Gua pun terlilit hutang yang cukup besar, kalo gua inget-inget, kurang lebih jumlahnya hampir sama dengan utang atasan yang gua ceritain tadi.”

“Gua juga ngutangnya riba, lewat bank.” Ucapnya sedih.

“Sekarang gua lagi berusaha ngelunasin utang ini secepatnya, ngeri sama dosa riba. Doain gua ya bro…”, Tutupnya mengakhiri pembicaraan.

Kita flash back kembali melintasi waktu ke awal abad hijriyah, yakni sekitar abad pertama di tahun hijriyah.

Terdapatlah seorang ulama yang bernama Muhammad bin Sirin rahimahullah. Ia sedang berdiam di penjara dikarenakan terlilit oleh hutang yang banyak.

Beliau rahimahullah berkata,

“Sungguh aku mengetahui dosa yang menjadikan aku ditimpa musibah ini. Aku telah mengejek seseorang empat puluh tahun yang lalu, aku berkata kepada orang tersebut, ‘Wahai si bangkrut’.”

Ustadz Boris Tanesia, حفظه الله تعالى

______________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm
______________________
 Silakan disebarluaskan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here